Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Laporan Syafar dalam Rangka Belajar Dakwah dan Belajar Berbagi Dengan Umat di Pelosok Negeri.

Perjalanan saya mulai sehabis sholat subuh dr Gunung Kidul Jogja, jam 11.00 tiba labuan bajo manggarai Barat NTT mendarat jam 13.35.

Setelah berbuka puasa di tempat pak basar, dan pak kelana (yaitu 2 orang mujahid dakwah dan mujahid kesehatan) perjalanan kami lanjutkan menuju pulau Longos, berangkat dr labuan bajo jam 19.00an.

Dalam perjalanan mesin perahu beberapa kali mati di karenakan selang mesin beberapa kali pecah dan harus diperbaiki, selain itu juga juga gelombang laut yang lumayan besar di tambah muatan perahu yang berlebih, mungkin bagi orang2 sana itu sebuah hal biasa tapi bagi saya secara pribadi menjadi pelajaran yg dahsyat dan memicu senam jantung krn diterjang ombak dan itu sebagai pelajaran buat saya pribadi agar ingat pada yg maha dahsyat.

Alhamdulillah kami tiba di pulah Longos pada jam 11.30, terlambat sekitar 1 jam krn adanya perbaikan mesin dan gelombang sehingga perahu harus berjalan pelan.

Perlu kami sampaikan bahwa di Pulau Longos ada saudara2 kita yg berjuang dalam dakwah yg sangat membutuhkan perhatian. Disini di prakarsai oleh ust Saharudin dan Ust Khoirul Anwar membangun sebuah pesantren dan MA Bahrul Ulum Hidayatullah. Pesantren dan Madrasah Aliyah ini didirikan dalam upaya mencerdaskan masyarakat di sekitar pulau Longos. Krn banyak anak yg pulau yg tidak melanjutkan sekolah karena alasan biaya sekolah tidak ada dan ketika mau sekolah harus k tempat jauh dan naik perahu berjam jam.

Saat ini murid MA Bahrul Ulum ada 18 siswa, terdiri dari 9 laki laki dan 9 perempuan, dari 18 murid tersebut tidak hanya dr pulau longos dan sekitarnya bahkan ada yg berasal dr pulau Alor dan sebagainya, Alhamdulillah tahun ini masuk pada tahun kedua dalam penerimaan siswa baru.

Adapun perjalanan kesini adalah dalam rangka belajar dakwah dan mengantarkan bantuan kepada pesantren sekaligus MA Bahrul Ulum Hidayatullah tersebut yang saat ini kondisinya sangat membutuhkan perhatian. Bahkan pesantren dan MA tidak memungut biaya kepada orang tua santri kecuali dalam keadaan yg benar2 kepepet.

Tim ustad dan guru yang ada disana jangan dibayangkan mereka di gaji dan ada tunjangan sosial,  mereka benar2 berjuang tnp imbalan materi. Selama 11 bulan mengajar tim ustad orang baru sekali menerima insentif itupun cuma sebesar Rp. 200.000.

Ini jadi pelajaran yg sangat berharga buat saya pribadi, untuk bisa belajar dr mereka para pejuang yg mau di tugaskan di kepulauan yg jauh dr kota bahkan disini belum ada listrik yg mudah kita nikmati. Tapi mereka tetap berjuang dan berjuang dan berjuang ketika jarang orang yang mau di tempatkan di pelosok yg sangat jauh, bahkan sinyal saya HP saja untuk masuk disini pikir pikir, sinyal sulit untuk masuk sini kecuali telkomsel (bukan promosi) itupun sinyal internetnya ilang ilang. Semoga juga bisa jadi pelajaran bagi para pembaca sekalian, bahwa kadang kita masih berat dan males2an untuk bisa lebih banyak bermanfaat untuk umat karena banyak saudara kita di plosok plosok negeri yang membutuhkan perhatian dari saudara sesama muslimnya yang lain.

Insya Allah agenda hari ini saya dan tim ustad akan pergi untuk mengangkut papan dilaut untuk pembangunan sekolah yang belum jadi,kemudian nanti malam kita akan buat pengajian di daerah kampung Bajo Pulau Longos dan besok sore akan kita agendakan buka bersama antara santri dan masyarakat di pulau Longos.

Saya Insya Allah pulang ke Labuan Bajo lagi hari selasa pagi dan Rabu pagi dilanjutkan perjalanan menuju kupang, sore hari terus menyebrang ke pulau kera untuk bertemu dengan yusril (dai pulau kera) dan masyarakat disana dalam rencana pembangunan tempat belajar dan tempat mengaji yang baru, krn tempat mengaji mereka sudah rata dengan tanah pd bulan Februari lalu saat disambat petir dan disapu angin kencang. Yang pasti nasip saudara kita di Pulau Kera lebih memprihatinkan dibandingkan di pulau Longos. Ibarat sdh jatuh tertimpa tangga. Saat ini musim angin, mereka para nelayan, hasil melaut pun tak cukup utk makan apalagi utk membangun kembali Madrasah Rijaalul Ghadd, yg pada Februari 2015 lalu hancur disambar petir dihempas badai. Sehingga Anak2 pulau Kera tdk punya tempat belajar.

Insya Allah kami akan lampirkan dokumentasi keadaan disini khusunya pmbangunan Madrasah Aliyah Bahrul Ulum Hidayatullah disini.

Tdk.hanya itu, insya Allah saya juga ditugaskan masuk ke Noumuke dan Fiatu dua desa dimana muallaf kita di Kab. SOE, yg mengalami krisis pangan akibat gagal panen.

Insya Allah laporan ini bersambung. Kepada Yayasan Peduli Umat kami ucapkan Jazakumullah ahsanal jaza atas bimbingan, bantuan dan kesempatannya selama ini. Semoga Allah mudahkan langkah kita untuk bisa mengunjungi dan membantu saudara muslim kita lainya di tempat yang jauh. Aamiin

Khusus untuk Dua hal diatas ; pembangunan Madrasah Aliyah Bahrul Ulum pulau longos dan Pembangunan Madrasah Diniyah Pulau Kera Kupang, kiranya jadiperhatian Para Bapak dan Ibu, Para HartawanDermawan untu Ikut membantu dengan Zakat Infak dan Shodaqoh nya demi masa depan pendidikan anak-anak Islam, Jnagan sampai mereka tidak mendapat hak atas pendidikan agama Islam.
Mohon Maaf apabila bahasa saya kasar dan kurang berkenan di hati.

Hormat Kami

Sarjono
Da'i Yayasan Peduli Umat Temanggung, yang bertugas di Gunung Kidul Jogjakarta

 PULAU LONGGOS
Penyerahan bantuan kepada kepala madrasah aliyah Bahrul Ulum Hidayatullah Pulau Longgos, Ust Saharudin untuk keperluan pembelian papan dinding, meja, kursi dan sarana pendidikan yang lain.
 
 Keadaan Madrasah Bahrul Ulum saat ini












PULAU KERA









0 komentar:

Posting Komentar

 
Top