LAPORAN PELAKSANAAN

TRAINING/KADERISASI DA’I DI GUNUNGKIDUL DIY



A. Waktu Pelaksanaan : 6-9 Maret 2009

B. Tempat Pelaksanaan : Pondok Pesantren Al-Hadid Gunungkuidul DIY

C. Jumlah peserta : Target 100 orang, yang hadir 67 orang

D. Asal daerah peserta : 6 orang dari Kabupaten Temanggung

51 orang dari Gunuhgkidul DIY

E. Penyaji Materi : 1. Ustadz Yusuf Ismail dari Al-Hadid Team Center

2. Ustadz Abdul Aziz Budi, DDII BlitarJatim

3. Waris Fakhruddin, SHI MSI, FPU Temanggung

4. Heri Prasetyo SE, Mhs S2 MSI UII Yogyakarta



Pelaksanaan Training;



a. Panitia mentargetkan peserta maksimal hanya 100 orang namun ternyata hadir hanya 67 orang karena bertepatan musim panen

b. Peserta pengkaderan Da’i adalah usia 17-65 tahun.

c. Panitia menentukan kebijaksanaan, seluruh peserta tidak dipungut biaya agar para Da’i dapat benar-benar maksimal dalam menambah wawasan dan bekal berdakwah di tempat tinggal masing-masing. Demi terpenuhinya semua hak peserta (buku, copy diktat, makan&minum dan sebagainya)

d. Setelah pembukaan pada jam 20, 6 Maret 2009, dilanjutkan Materi pertama disampaikan oleh Waris Fakhruddin SHI MSI tentang Lumpuh Dakwah, lumpuh Aqidah dan binasalah umat Islam

e. Materi kedua Ustadz Abdul Aziz Budi , DewanDakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Blitar Jawa Timur tentang Hinduisme, antara misi kebangkitan kejayaan Hindu Majapahit yang kini sedang digelorakan dikalangan umat Hindu dan Berabai amalan hindu yang mengakibatkan kemusyrikan namun justru banyak dilaksanakan oleh umat Islam.

f. Materi ketiga, Bapak Ustadz Yusuf Ismail yang membentangkan tentang perbandingan Misi Kristenisasi dan Dakwah Islam dimasa kini.

g. Materi keempat, berupa simulasi mengenal lapangan Dakwah dalam tantangan kondisi gelobal umat ditengah misi pemurtadan, disampaikan oleh Sdr. Heri Prasetyo, Mahasiswa S2 Ekonomi Islam pada Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta.

h. Materi Kelima tentang Kepribadian Da’i disampaikan oleh Bapak AL-Ustadz DR. Ahzami Sami’un Jazuli, MA dari Jakarta yang kebetulan bertamu kepada Ustadz Yusuf Ismail.

i. Acara ditutup pada Senin jam 12, usai sholat Dzuhur oleh Ustadz Yusuf Ismail Al-Hadid.



Pendanaan



Dana diterima:

1. MT Telkmsel Rp. 1.500.000,

2. Infaq para Muhsinun f isabilillah Allah Rp. 3.500.000,+

Jumlah Rp. 5.000.000.

Penggunan dana:

1. Biaya makan dan minum peserta dan panitia Rp. 2.000.000,

2. Penggandaan berbagai makalah Training Rp. 700.000,

3. Biaya trasnportasi Ust. A.A.Budi Rp. 700.000,

4. Kesekretariatan (Undangan, piagam dsb) Rp. 400.000,

5. Biaya publikasi dan banner Rp. 400.000,

6. Transportasi Tmgh-GK-Tmg Rp. 400.000,

7. Bantuan transportasi 30 peserta yang jauh Rp. 600.000+

Jumlah Rp. 5.200.000,

8. Evaluasi



Pertama: Kebanyakan para Da’i masih diliputi kebiasaan adat istiadat dilingkugannya yang selama ini amat membelenggu aqidah, Dakwah dan amaliyahnya. Contohnya Da’i masih dipaksa untuk mengikuti sedekah bumi, nyadran dans ebagainya. Hal ini memang pada masyarakat selalu terjadi akibat masih sangat awam dengan wawasan Dakwah gelobal, agar Dakwah dapat diterima oleh semua umat manusia baik yang Muslim atau para kugffar (kafir dzimmi atau bahkan kafir harbi/yang memusuhi umat Islam) sekalipun. Para Da’i masih disibukkan oleh permasalahan khilafiyah seperti perselisihan sholat tarawih 11 atau 23 rekaat dan sejenisnya.

Kedua, para Da’i amat perlu dididik kembali tentang Kebangkitan Hindu dan Kejayaan Majapahit, Dominion Mandate –nya gerakan Pemurtadan Kristen&Katholik yang begitu gencar dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, kompak, disiplin dan didukung seumber daya manusia handal serta keuangan yang amat kuat.

Da’i jangan hanya dijejali persoalan yang berkutat pada ibadah dalam wawasan sempit semata, Da’i harus dibekali ilmu agar mampu menjadikan Masjid-Masjid sebagai rumah yang bikin betah,nyaman dan keharmonisam bagi umat Islam, makmur dan padat aktifitas poembinaan mental dan fisik pribadi Muslim dan bukan masjid yang kumuh, tak terawat bahkan masjid yang selalu dikunci, dan hanya dibuka jika hendak sholat.

Ketiga, Da’i wajib tangguh dan bermental baja, haram hukumnya bermental kredil, penakut dan miskin wawasan tentang Ukhuwah/persaudaraan dan Wihdah/persatuan umat Islam semesta alam dan oleh karena itu Da’i wajib menjadi fighur pemersatu umat Islam supaya secara bertahap menuju kepemimpinan yang tangguh, bersatu dan solid dalam bimbingan Alqur’an dan Sunnah Rasul-Nya SAW.

Keempat, Para Da’i sangat banyak yang terkejut bahwa selama ini mereka justru menjadi pelaksana tradisi Hindu yang disangka sebagai ajaran Islam, resikonya bukan sekedar membuat Islam sebagai beban yang amat berat sekaligus juga menambah deretan kemusyrikan yang diabadikan baik sengaja atau tidak sengaja berlindung pada tradisi leluhur.



9. Khatimah



Kami memohon maaf atas segala kekurangan dan ketidakmampuan kami dalam memaksimalkan acara diatas, namun kami sudah berupaya sekuat tenaga dengan kerjasama banyak pihak agar pengkaderan tersebut dapat diteruskan di berbagai wilayah NKRI, demi mengobati krisis kekurangan Da’i yang benar-benar ikhlas bersedia terjun di medan Dakwah.

Kami dari FPU, panitia dan peserta menghaturkan terima kasih atas perhatian semua pribadi dan lembaga diantaranya Majelis Taklim Telkomsel yang berkenan membantu terwujudnya acara tersebut, Alhamdulillah sudah ada kerjasama banyak pihak demi berlangsungnya kaderisasi Da’i yang mutlak diperlukan dan wajib disiapkan oleh umat Islam Indonesia khususnya. Semoga Allah SWT menolong kita semua dan merihdoi usaha ini,Amiin.



Temanggung, 30 Maret 2008



Yang membuat laporan







WARIS FAKHRUDDIN, SHI MSI.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top