LAPORAN KEGIATAN DAKWAH JANUARI-MARET 2012
PENDAHULUAN
Seharusnya umat Islam jika memang dibina mental dan fisiknya dalam kerangka Dakwah yang bersekinambungan dan berkepemimpinan yang kuat maka izzah (martabat) dan harga diri umat Islam akan menjadi kaum yang disegani oleh siapapun dimuka bumi ini. Karena Islam adalah produk Alloh untuk kehidupan bagi seluruh umat manusia.
Namun akibat kelalaian mayoritas kaum Muslimi terhadap tanggungjawab dan kewajiban Dakwah maka disana-sini, yang terjadi umat Islam nyaris “ibarat dalam kondisi bencana alam, jangankan hendak menolong orang lain yang itu keluarga dan kerabatnya, sedangkan untuk menyelamatkan dirinya pun tidak mampu”
Hal itu terjadi sebagai akibat selama ini umat Islam mengabaikan bahkan tidak peduli pada agamanya sendiri, meninggalkan Dakwah dan tidak memeperispkan pemimpin bagi masa depan kaum Muslimin. Oleh karena itu, jalan keluarnya adalah menghidupkan Dakwah sebagai kewajiban bagi setiap muslim yang diberikan kepada umat Islam guna mempertahankan aqidah dan iman Islam pada setiap ruang, waktu dan potensi kaum Muslimin.
LATAR BELAKANG MASALAH
“Sesungguhnya Alloh SWt tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak merubah nasibnya sendiri” begitulah firman Alloh dalam QS Al-Ra’d ayat 11. Dalam makna yang tersirat, kaum dimaksud bukan hanya umat Islam, Alloh mempersilahkan meskipun kaum kafir namun punya tekad, usaha dan kegigihan untuk merubah kondisi kehidupan mereka, maka terbukti Alloh penuhi janji-Nya.
Umat Islam yang selama ini hanya sibuk dengan egois masing-masing baik secara individu, organisasi, partai, kelompok, golongan atau bahkan Negara dalam skala dunia pun dapat kita lihat secara kasat mata bahwa ternyata kondisi umat Islam masih saja selalu dibawah orang kafir. Kita sekarang merasakan betapa ketergantungan umat Islam terhadap kehidupan orang kafir,sehingga teknologi, jasa dan nyaris setiap sisi kehidupan umat Islam tidak akan pernah mampu melepaskan diri dari pengaruh, kekuasaan dan dominasi orang kafir.
Seharusnya kita teramat sangat malu dihadapanAlloh dan Rasul-Nya, betapa kondisi ini terus berjalan dan bahkan tidak tahu kapan akan berakhir, karena masing-masing kepentingan dan egois masing begitu kokoh berjalan dalam diri, masyarakat dan Negara-negara dimana umat Islam berada, namun sayangnya bukan untuk memperbaharui nasib dan mempersatukan kepemimpinan kaum Muslimin.
Dimulai dari sudut pandang yang sederhana dan konsep kerja yang praktis, kami mengimpikan agar jalinan silaturahmi antara pribadi, organisasi dan para pemimpin umat Islam dapat kembali dibangun yang akhirnya dengan “Dakwah bil manhaaji Rasul SAW”, mari kita bergerak untuk bersaudara dan bersatu secara keteladanan nyata dan mulia agar umat Islam jangan lagi menderita dan mengulang-ulang kekeliruan yang sama terus menerus dari tahun ke tahun. Bukankah Imam Ali bin Abi Tholib r.a. berfatwa; “seorang Mu’min tidak akan terperosok dua kali dilubang yang sama”.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Mungkin, kerja ini adalah kerja tidak berkaca pada kemampuan diri namun tekad kami adalah hendak berbuat, berbuat dan berbuat yang bermanfaat merealisasikan Islam Rohmatan Lil-‘Alamin, menyeru kepada seluruh komponen umat Islam kapapnpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun bahwa sebagai Muslim kita punya kewajiban dan tanggungjawab yang sama yaitu melaksanakanperintah Alloh sebagai Khalifah-Nya di bumi ini.
Kami datang ke berbagai lokasi/daerah, bersilaturohim dan berbuat apa yang kami mampu, diantara kegiatan yang sudah berjalan sejak Januari s.d Mart 2012 ini adalah sebagai berikut;
I. Kalimantan Barat, 28 Januari s/d 3 Februari 2012. Selama di Kalimantan Barat, kami hendak menjangkau ke Kabupateb Putusibau namnun waktyu tidak mencukupi sehingga kami hanya ke Pontianak dan Sanggau. Yang kami mempersiapkan adalah untuk Training Da’I wilayah Kabuapten Sambas, Pontianak dan SAnggau. Pelaksanaan training ditargetkan tanggal 15-25 April 2012 bekerja sama dengan komponen umat Islam; NU, Muhammadiyah, Ikadi, DDII dan Hidayatulloh. Hasil pengamatan yang kami lakukan sebagai berikut;
1. Pontianak
1.1 Keberhasilan politik dari Cornelis SH MM, sebagai Gubernur Kalimantan Barat sekaligus juga pemimpin Dayak Kristen adalah kini Gereja bertaburan tidak hanya di kota Pontianak tetapi juga nyaris disepanjang jalan lintas Pontianak-Sanggau, yang ada hanya pemandangan gereja berdiri di hampir setiap sudut kampung.
1.2 Tidak cukup hanya gereja berjejer disana-sini, tapi adzan masjid dan surau pun oleh dayak dan cina Kristen dilarang menggunakan speaker pengeras suara masjid, dengan alas an mengganggu ketenangan antar umat beragama, sungguh suatu hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya bahkan ketika penjajahan Belanda dan Jepang sekalipun
1.3 Dayak Kristen menunjukkan aksi memancing-mancing permusuhan dengan Muslim, sehingga jika dahulu Melayu disebut abang, dan dayak di sebut adik maka mulai 2008 sejak Cornelis yang dayak Kristen menjadi gubernur apalagi kini, suku dayak sudah sangat banyak berubah sikap; mereka memandang bahwa melayu/Islam sebagai lawan, dan dayak/Kristen bergandeng tangan kokoh bekerjasama dengan cina kafir. Padahal sikap itu sangat tidak tampak sebelumnya.
1.4 Kini Dayak ada wacana “memerdekakan diri” dari Indoesia, mereka mengatakan bahwa jika di Aceh diberlaklukan syari’at Islam maka di wilayah Dayak jika harus berlaku hukum adat, yaitu hukum menurut adat istiadat Dayak; contohnya, tidak mau ada aturan-aturan yang bagi mereka mempersulit langkah (tidak mau memiliki pajak kendaraan, tidak mau memiliki driving licence/surat ijin mengemudi, tidak mau bayar pajak) dan sebagainya.
1.5 Wacana seperti ini sudah biasa dibicarakan di masyarakat Dayak, namun sikap pemerintah Indonesia sepertinya kurang memperhatikan bahaya ini. Sangat Lain jika yang bicara adalah rakyat Indonesia yang Muslim, sedikit saja muncul isu sparatisme terhadap Negara Kesatuan republic Indonesia maka seluruh kekuatan (intelijen, militer, kepolisian dan aparat Negara terkait) dikerahkan untuk menumpasnya, tetapi jika itu terjadi di daerah Kristen seperti yang kasat mata terjadi di Papua maka seolah-olah itu dianggap sunyi saja!
1.6 Pemikiran pemisahan dari Negara Indonesia, jelas bukanlah sikap dan murni dari suku Dayak. Hal ini sangat kuat pengaruhnya dengan kepentingan para missionaris kristen atau katholik sebagaimana yang selama ini nyata-nyata terjadi di Poso Sulawesi Tengah dan di Papua. Mereka berani tampil dengan sikap demikian karena melihat umat Islam Indonesia lemah, tidak memiliki kekompakan pemimpin dan tidak bersatu, sehingga peluang ini benar-benar menjadi pendorong keberanian mereka.
1.7 Anehnya, umat Islam masih juga tak mau menyadari kekeliruan ini, bahkan cenderung lebih egois lagi
1.8 Umat Islam tetap saja bercerai berai, masjid sudah dibangun dengan biaya hamper 50 milyar akan dirobohkan dengan alas an akan dibangun kembali dengan anggaran Rp. 70M. Padahal hanya sekedar kepentingan egois pribadi yang akan menjadi calon gubernur kalbar 2012-2017.
1.9 Betapa parahnya perpecahan umat Islam, sehingga sopir taxi pun bicara; “jika nanti pemilihan gubernur 2012, umat Islam menampilkan satu calon saja menghadapi calon kuat Cornelis/Gubernur Kalimantan barat pada masa ini, maka itu pun sudah berat akan dapat memenangkan calon yang Islam, karena pihak Dayak-Cina sudah bekerja keras selama 5 tahun lalu. Apalagi umat Islam tetap tak mau kompak sehingga punya 3 calon Gubernur, maka Cornelis tak perlu kerja keras, sambil tidur pun Cornelis akan memang. Karena perpecahan internal umat Islam sendiri.
2. Sanggau;
2.1. Perpecahan internal umat Islam, hal ini secara kasat mata dapat dilihat dari perolehan suaran dalam pemulihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Sanggau, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat 2 kursi, partai kebangkitan bangsa (PKB) mendapat 2 kursi dan Partai amanat nasional (PAN) mendapat 3 kursi.
2.2. Semestinya mereka yang berlatar-belakang pemilihnya adalah umat Islam harus kompak dan bersatu membentuk satu fraksi dan jelas itu sudah sangat memenuhi syarat terbentuknya satu fraksi gabungan ketiga partai tersebut demi persatuan dan perlindungan atas umat Islam , namun yang terjadi mereka justru terpecah-pecah mengekor di fraksi lain. Sehingga otomatis umat Islam tidak memliki pembela di parlemen.
2.3. Keuskupan Sanggau, sebagai Kabupaten yang penduduknya hanya kurang lebih 2 juta jiwa, Kabupaten Sanggau memiliki keuskupan sendiri yang terpisah dengan Keuskupan Pontianak, dan keuskupan Ketapang. Hal ini menunjukkan sangat seriusnya mereka bekerja untuk kejayaan misi Kristen, karena di Jawa Tengah, kota sebesar Semarang yang sangat padat penduduknya ditambah dengan propinsi Yogyakarta yang kedua-duanya berpenduduk 15 juta jiwa tetapi masih berada dalam satu keuskupan yang membawahi Semarang dan Yogyakarta.
2.4. Biara dan komplek sekolah katholik Sanggau. Diwilayah kota Sanggau juga memliki biara katholik sendiri, dsisamping sekolahnya yang memiliki komplek luas, bersih,krapi dan indah.
2.5. Peran gereja sangat dominan mengendalikan para PNS katholik yang ada di pemerintahan Kabupaten Sanggau, hal ini saya dengar sendiri ketika dalam perjalanan pulang di taksi 3 penumpang adalah pegawai negeri kabupoaten Sanggau yang semua katholik, dan hanya saya yang Muslim. Mereka tampak begitu serius bicara soal misi kedepan agama mereka.
2.6. Ayam mengeram di masjid. Yang sangat kontras adalah mental umat Islam ditengah himpitan dahsyatnya misi Kristen, masjidnya banyak yang tidak berfungi dengan wajar. Yang sangat ironi adalah saya mendapati seekor ayam mengeram telurnya di sudut masjid. Lantai masjid pun banyak kotoran/najis ayam. Ini membuktikan betapa umat Islam tidak peduli dengan masjid-nya.
3. Hidayatulloh
3.1. Ustadz Abdul Syukur perintis, Mohon maaf benar-benar maaf, meskipun beliau kaki kanannya pincang mata kiri-nya buta tetapi dengan kegigihan dan ketegarannya, berdirilah Pondok Pesantren Hidayatulloh di Sanggau.
3.2. Memang beliau Cacat fisiknya, namun tidak demikian dengan akhlaq dan mental perjuangannya! Bahkan kita yang sempurna fisik-nya harus banyak belajar kepada Ustadz Abdul Syukur, bagaimana dalam kondisi yang serba terbatas namun justru gemilang dilahan perjuangan Dakwah yang tidak mudah dan asing baginya yang berasal dari Sulawesi Selatan.
3.3. Hidayatulloh sebagai rujukan untuk menyelamatkan aqidah umat Islam. Anak-anak yang ditinggalkan oleh orangtuanya (AYAH ATAU Ibundanya) murtad maka dari pihak kakek masih bersikukuh mempertahankan aqidah Islam, jalannya adalah anak diamanah-asuhkan kepada Pondok Pesantren Hidayatulloh. Sikap pendirian keras ini sangat berbeda dengan di Temanggung dan sekitarnya, yang dalam satu keluarga ada yang Islam, Kristen dan Budha .
3.4. Alhamdulillah Hidayatulloh mampu menjadi perekat masyarakat walau banyak perbedaan namun Hidayatulloh mampu membawa diri berjabat erat, bekerjasama dan terus membangun umat tanpa kehilangan jatidirinya.
II. Temanggung
1. Pelayanan Kesehatan Gratis, untuk keluarga fakir miskin pada 23 Februari 2012 di Mentoroto Kecamatan Candiroto. Alhamdulillah dapat memberikan bantuan pelayanan cek Gula darah, kolesterol dan asam urat kepada 120 orang secara gratis. Hal ini sangat perlu dilaksanakan guna mengantisipasi agar jangan terulang lagi kasus 18 orang murtad di Gunungwuluh akibat misi “jasa baik dan tebar pesona” Gereja Bethel Indonesia.
2. Pendistribusian 120 Alqur’an waqaf, 50 eks edisi Alqur’an terjemah perkata karya DR. Ahmad Hatta MA dan 50 eks Alqur’an terjemah&tajwid edisi besar dan 20 eks ukuran kecil dalam edisi yang sama.
2.1. Waqaf dari Bapak Yassir Usman di Jakarta melalui Ibu Marfuah, yang asalnya Kandangan Temanggung dan kini menetap di Tangerang. 90 eks diberikan khusus kepada para Guru yang setiap hari mengajar Alqur’an, 30 eks untuk para murid tahfidz Alqur’an dan yang juga setiap hari disekolahnya wajib tilawah Alqur’an di Temanggung, Lampung dan Riau dan Lumajang Jatim.
2.2. Kami perlu mengirim ke daerah lain, agar rekan-rekan kami para Da’I dan Guru Ngaji juga mendapat perhatian dan dibantu pengadaan sarana dalam mereka menunaikan tugas mendidik umat cerdas Alqur’an.
3. Pengkaderan calon da’I, 1-10 Januari 2012. Diikuti oleh 15 anak remaja, yang akhirnya hanya tersisa 10 anak.
3.1. Kami perlu mempersiapkan calon da’I bagi masa depan umat Islam, kami harus menerima realita bahwa tidak mudah mendidik remaja Islam, apalagi dari berbagai latar belakang kehidupan berbeda, untuk dididik paham dan mau melaksanakan tugas Dakwah.
3.2. Kami bekerja sama dengan Pesantren Dakwah Krincing Magelang untuk melaksanakan program ini.
3.3. Betapapun sedikitnya remaja yang mauu dididik menjadi da’I, jsutru yang kami piker jika tidak dilaksanakan pengdaeran Da’I maka dimasa mendatang siapa yang mau dan bersedia menjadi da’I bagi Islam ini.
4. Training satu hari untuk para Guru Ngaji Lereng Gunung Sumbing,
4.1. dilaksanakan pada 5 Februari 2012, diikuti oleh 50 orang Guru Ngajji dan Takmir Masjid se kecamatan Tlgomulyo,s ebagai upaya memperbaharui cara berpikir dan kerja Dakwah umat kita.
4.2. Forum Peduli Umat menyediakan dana Rp. 1 juta dari keperluan Rp. 1,5 juta. Permasalahan klasik yang kami hadapi adalah selalu saja berkisar soal khilafiah yang akibatnya umat lemah dan tidak punya isnisiatif untuk mentas dari permasalahan miskin ilmu, lemah iman dan tidak punya keberanian untuk gerak Dakwah yang lebih signifikan.
4.3. Umat kita hanya berputar-putar atau jalan ditempat, sudah merasa bangga dan cukup dengan apa adanya, tidak pernah punya cita-cita untuk menjadi “Umat Terbaik” sebagaimana dambaan Rasulullah SAW, dan sebagaimana disebut dalam QS Ali-imron ayat 110. Sungguh kami amat resah dengan lemahnya semangat Dakwah umat Islam.
4.4. Kami menghendaki untuk perbaikan kualitas berpikir, wawasan dan cara kerja umat Islam terutama dikalangan trakmir masjid, para Guru Ngaji, Imam dan Khotib yang menjadi garda depan benteng pertahanan umat Islam. Namun yang kami rasakan justru mereka sangat mencurigai apa yang menjadi misi kami agar kaum Muslimin bekerja maksimal dengan potensi masjid dan kekayaan umat-nya, ibarat Raksana sedang tertidur pulas…mengapa begitu susahnya kami membangunkan tidur panjang sang raksana itu. Kami sangat sedih menyaksikan kondisi umat yang seperti ini!
4.5. Seharusnya dalam training ini yang hadir 150 orang namun kami harus mengauki fakta dilapangan bahwa ternyata umat Islam lebih mudah berburuk sangka kepada sesame Muslim daripada sesame Muslim lebih waspada terhadap gerakan “pemurtadan dan pengikisan mental perjuangan Dakwah pada diri umat Islam sendiri”
4.6. Alhamdulillah FPu mendistribusikan 100 eks. Mushaf Alqur’an, 100 eks IQRO dan 200 eks buku bimbingan pengajaran untuk para Guru Ngaji, sebagai dukungan kepada perjuangan mereka mengajarkan agama Islam kepada masyarakat di wilayah pegunungan Sumbing.
5. Kasus bagi-bagi permen gratis oleh Gereja Bethel Indonesia.
Bapak Mujiyanto, relawan FPU pada 7 Februari 2012 di pasar hewan Ngadirejo Temanggung, mendapat bagian 1 buah permen/candi/gula-gula yang dalam bungkusnya terdapat pesan-pesan gereja/bible, yang membagi-bagikan adalah jemaat gereja bethel Indonesia (GBI) Shekinah Temanggung. Ternyata pembagian permen ini juga di sekolah Islam; SMP Al-Iman Parakan, SMP Islam Ngadirejo, Play Group Fi Ahasani Taqwim yang lokasinya hanya 50 meter dari Gereja Bethel Shekinah, di kelurahan Kertosari justru yang membagi-bagikan adalah Lurahnya langsung. Juga dibagi-bagikan di komplek Masjid Agung Darussalam komplek alun-alun Temanggung. Opini masyarakat menerima hal ini menjadi:
5.1. Masyarakat yang masih sangat awam tidak paham tujuan dibalik bagi-bagi permen itu bahkan mereka mengganggap tindakan gereja adalah terpuji.
5.2. Umat Islam pun tidak paham, sehingga ada yang bersikukuh dibawa ke laboratorium untuk diuji kehalalan permen tersebut
5.3. Tidak satupun umat Islam berani melaporkan kepada BUpati, Majelis Ulama Indonesia, dan Kementerian Agama.
5.4. Umat Islam hanya bungkam, pasif bahkan tidak berani beriunisiatif.
5.5. Kami menyaksikan hal tersebut sudah berteriak-teriak agar Paik Muji hari itu juga 7 Februari 2012 melaporkan ke Bupati dan Kementerian Agama, namun sampai kami tanyakan pada 25 Februari, ternyata tidak satupun yang berani melaporkan pelanggaran Gereje Bethel Shekinah tersebut.
5.6. FPU sudah mengirim surat protes sejak 26 Februari 2012, surat protes juga dikirim kepada para tokoh/pemimpin umat islam dan organisasi Islam, namun sehingga kini belum ada tanggapan yang patut dibanggakan, sehingga terkesan, pemimpin umat Islam pun tidak peduli pada bahaya dan ancaman kehancuran aqidah umat-nya.
5.7. Sambil menanti cemas-cemas harap, kami terus sabar menunggu apa sebenarnya yang terjadi pada pribadi para pemimpin umat Islam baik yangj di jalur pemerintahan atau yang di organisasi Islam. Mengapa mereka pasif dan seolah-olah tidak ada apapun bahaya terjadi?
5.8. Kami jadi ingat bagaimana pihak Gereja Bethel “Shekinah” akan membuat Vanetine Day party bagi remaja yang sms-nya beredar sebelum hariu pelaksanaan pada Februari 2011, namun terjadi kerusuhan “fitnah kepada umat Islam” pada 8 Februari 2011.
5.9. Sayangnya, pasca kerusuhan yang begitu menyakitkan hati umat Islam; dipihak kaum Muslimin baik pemimpinnya atau warganya tampak sama-sama “terkesan santai, tenang dan seolah-olah tidak ada apapun bahaya aqidah” yang akan mengancam umat Islam.
5.10. Sementara dipihak gereja, baik gereja katholik, Kristen, pantekosta atau gereja bethel mereka semakin indah dan megah membangun diri usai “sandiriwara sebagai korban kerusuhan 8 Februari 2011” padahal sebenarnya kami-umat Islam lah yang jadi korban.
5.11. JIka tidak yakin atas tulisan ini, silahkan dating sendiri dan dilihat kondisinya di Temanggung, agar kami tidaka perlu banyak menjelaskan.
6. Pengecoran lantai II, bangunan calon Taman Pendidikan Alqur’an di Depok Tlogowungu Kaloran yang dikepung 1 rumah tokoh Budha, 3 vihara Budha dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Budha Negeri, yang sudah memiliki lahan 8 hektar dan sebagai pusat pendidikan tingkat nasional di Indonesia.
6.1. Setelah lantai I selesai, dan dilaksanakan pekerjaan pengecoran lantai II maka tidak ada pilihan lain bahwa kami harus terus bergerak untuk upaya mewujudkan masjid impian sebagai pusat Dakwah dan pembinaan umat kita.
6.2. Kami nekad berhutang material sejumlah Rp. 30 juta untuk segera dirampungkan pembangunan masjid yang juga gedung Taman Pendidikan Alqur’an.
6.3. Kami menunggu lantai II benar-benar sudah kering, kemudian akan dibongkar kayu-bambu dan papan cor-coran untuk selanjutnya akan kami kerjakan yang lantai II keatas, mengingat lokasi tanah di Depok untuk perluasan masjid sudah tidak mungkin lagi, maka jalan keluarnya adalah tingkat ke atas.
6.4. Kondisi misi gereja sudah begitu mencengkram sehingga umat Islam pun merasa aman dan tenang-tenang saja memasukkan anaknya sekolah di taman Kanak-Kanak mislik Gereja, padahal jelas jelas banyak kegiatan yang diberikan kepada anak atau orang-tua anak, sebagai “praktek gereja” mengalihkan perhatian dari Islam kepada system gereja/Kristen.
III. Gunungkidul DIY. 12 Feruari 2012 dan 27-29 Maret 2012.
1. Imunisasi aqidah bersama Ustadz Insan Mokoginta, eks.katholik&ahli bible. Yang disampaikan adalah bahwa Hanya Islam-lah yang benar dan diterima Alloh SWT, salah besar jika mengatakan semua agama sama dan persoalan toleransi beragama.
1.1. Kerja keras ini Alhamdulillah mendapat respon positif dan tidak menimbulkan persoalan kerukunan internal umat Islam dan eksternal umat beragama, walau pun ada sedikit reaksi ketakutan dikalangan para “tokoh muslim yang dangkal iman dan ilmu serta ruh perjuangannya mereka sudah terlanjur ditokohkan namun sebenarnya masih harus banyak belajar memperdalam Islam.
1.2. Disinilah letaknya pekerjaan ekstra yang harus terus kami laksanakan bukan sekedar membekali ilmu dan wawasan kepada umat Islam namun juga harus juga membekali para tokohnya, yang merekapun sudah merasa gengsi didudukan untuk kembali belajar, padahal mestinya mereka sadar akan kelemahan diri
1.3. Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Februari 2012 jam 2 siang s.d 10 malam di masjid Almuhajirin Teken, Girisubo Gunungkidul DIY.
1.4. Dilanjutkan pada 27 Maret 2012 di Karangngawen
1.5. Pada 28 Maret 2012 di Pringapus, Tepus
1.6. Pada 29 Maret 2012 ke Goa BUnda Maria di Tritis dan di Masjid ALmuttaqin, Kelor yang letaknya bersebrangan dengan Paroki dan Gereja serta Rumah Sakit Katholik “panti Rapih”.
1.7. Dimanapun dilaksanakan, ternyata perhatian Umat Islam sangat antiusias, mereka amat serius mengikuti kajian sampai selesai. Namun yang bereaksi kurang positif justru dari sebagian tokoh umat Islam yang sudah tercemar pemikiran “demi Hak Asasi manusia, Toleransi beragama dan kerukunan umat beragama”. Hal ini aneh tapi nyata-nyata terjadi ditengah umat kita!
1.8. Alhamdulillah kami bagi-bagikan bantuan bahan makanan 100 bungkus untuk umat kita yang memerlukan, sumbangan dari seorang Hamba Alloh.
2. Menangani Kasus seragam dengan jilbab di SD negeri yang ditentang oleh kepala sekolahnya yang Kristen.
2.1. Alhamdulillah kami patahkan argument si kepala sekolah Kristen itu, bukan dengan dalil Alqur’an atau peraturan pemerintahm tetapi dengan ayat bible yang ternyata umat Kristen sesungguhnya wajihb berjilbab dan justru ajaran berjilbab inilah yang ditentang oleh Kristen.
2.2. Si Kepala sekolah tidak dapat berkutik! Disamping melanggar HAM, UUD dan peraturan pemerintah, ternyata mereka selama ini sudah melanggar ajaran bible-nya sendiri.
2.3. Kami mebagi-bagikan 200 buah jilbab GRTATIS sumbangan seorang hamba Alloh untuk seluruh pelajar Muslimah agar mereka benar-benar mampu beridentitas sebagai Muslimah, berpakaian pun MUslimah dengan jilbab-nya.
3. Kasus anak-anak diajak makan sate anjing;
3.1. Anak-anak Islam khususnya pemuda dan remaja, diajak oleh mahasiswa yang bertugas Kuliah Kerja Nyata dari Sekolah Tinggi Theologi di Semarang, untuk melaksanakan program kegiatan mereka selama KKN.
3.2. Salah satunya adalah dengan cara mengajak berolah raga dan bermain music. Setelah lelah kemudian disajikan minuman ternyata minuman keras/khomer.
3.3. Karena namanya pemuda dan remaja ingin merasa diri diebut hebat, mereka lalai dan minumlah arak/khomer sampai mabuk.
3.4. Dalam kondisi mabuk, disuguh makanan daging, ternyata sate daging anjing
3.5. Yang lebih parah dan sangat menyakitkan bukan kiprah mahasiswa Sekoleh Tinggi Theologi memperlakukan pemudan dan remaja Muslim sedemikian kejinya, namun justru reaksi umat Islam dan para tokoh-nya yang tidak beraksi bahkan diam dan tenang-tenang saja seolah-oleh tidak ada apapun terjadi.
IV. Kutai Barat Kaltim, 1 s.d 5 Maret 2012
1. Long iram, kami sangat berbagahian dapat bersilaturahmi kepada Ustadz Ahmad yang sejak tahun 2002 sanggap menghadapi rintangan, ujian dan tantangan berat, hijrah dari Pemalang Jawa Tengah untuk menetap di Long Iram, sebuah daerah sebrang sungai, yang dihuni oleh suku Kutai, Bugis, Dayak (Alhamdulillah banyak yang sudah Muslim), Jawa dan Banjar. Beliau diambil menantu oleh Bapak Imam (asal Biltar Selatan Jawa Timur) yang menetap di Long Iram ketika masih hutan belantara sejak tahun 1965. Ustadz Ahmad diberi tugas memimpin sebuah masjid dan pesantren masyarakat.
2. Linggang Bigung, Kami juga harus memenuhi undangan umat Islam di pemukiman dayak yang Muslim. Kami menyaksikan semangat saudara-saudara Muslim, meskipun mhari mereka masih aktif mengaji walau dengan media seadanya.
3. Sebrang Melak; Yang bertugas memenuhi undangan masyarakat Islam diwilayah ini adalah Ustadz Umar Taqwim. Perjalanan ditempuh 2 jam dengan speed boat dilanjutkan naik mobil hamper 2 jam. Yang membuat kami tergugah adalah betapa umat kita sebenarnya sangat mengharap kehadiran para Da’i. Sehingga ketika terjadi kekosongan person Da’I maka jemaat Ahmadiyah masuk dan buktinya mereka kini berkembang.
4. Pertambangan Batubara. Kami (Ustadz Umar Taqwim, waris dan Heri Prasetyo) diminta untuk member ceramah dan khotib jum’at di Pertambangan batubara.
5. Sekolah calon pemimpin oleh gereja.
5.1. Hal ini adalah laporan dari Bapak Suyanto, da’I kita yang tinggal disebelah gereja diwilayah Sumber Sari, sekolaq darat. Upaya ini tidak boleh dianggap remeh oleh umat Islam baik di Kutai barat atau ditingkat regional Kalimantan Timur bahkan Nasional Indonesia.
5.2. Ternyata di daerah terpencil seperti Kutai Barat ini, pihak gereja secara khusus menghimpun anak-anak berpotensi.
5.3. Mereka diberi makan-minuman bergizi, diberi ketrampilan dan kepemimpinan khusus, di check kesehatan mental dan fisiknya setiap 2 pekan.
5.4. Hasilnya dari anak-anak yang biasa-biasa saja, maka dalam waktu hanya 6-12 bulan maka anak-anak yang dibina gereja dalam sekolah calon pemimpin ini, prestasinya naik rata-rata menjadi unggulan rangking 1-5 besar.
5.5. Bahkan dibawah rangking 5 sudah dianggap “dipintu kegagalan”.
5.6. Yang turun tangan melaksanakan tugas ini adalah dari aktifis gereja yang dating lansung dari Jakarta dan Balikpapan.
6. Long Pahangai, penuturan Bapak Charles Ahmad, Da’I Hidayatulloh yang bertugas di lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
6.1. Untuk menjangkau ke daerah ini harus naik kapal sungai 1 hari 1 malam ke Long Bagun. DIlanjutkan dengan naik speed boat yang harus melewati tebing, batu dan karang membahayakan nyawa selama 1 hari. Transit di satu tempat untuk melanjutkan lagi perjalanan sampai 6 jam, juga dengan menghadapi medan yang harus berani “mempertaruhkan nyawa”.
6.2. Di tempat yang seperti ini ternyata misi gereja sudah punya fasilitas dan Pendeta yang handal. Mereka layani dengan ramah dan penuh pesona bagi semua tamu yang dating baik sesame Kristen atau Muslim
6.3. Berbeda dengan Da’I dari umat Islam, yang dipelas begitu saja sehingga 1 bulan d rumah membina umat kemudian 2 bulan masuk hutan mencari penghasilan untuk meneruskan kehidupan.
6.4. Umat Islam yang rata-rata suku Dayak, karena memang sangat awam maka siapapun Da’I yang dating akan disambut. Bahkan seandai-nya yang dating ahmadiyah dan aliran sesat pun akan mereka ikuti, akibat tidak adanya Da’I yang menetap dilokasi tersebut.
V. Lampung Timur. 14-17 Maret 2012.
1. Sesudah kami mendirikan Taman Kanak-Kanak dan Madrasah Ibtidaiyah (Primary School) maka kami merasakan teramat sangat pentingnya Mendirikan Pesantren Tahfidz Alqur’an sebagai upaya mempersatukan umat Islam yang bercerai-berai oleh kepentingan politik, egoism pribadi dan golongan yang akhirnya umat Islam benar-benar sudah kurang tanggap atau bahkan tidak peduli kepapda nasib agama-nya.
2. Diwilayah Jalur lintas timur wilayah Lampung adalah pusat pengembangan misi Kristen di Pasir Sakti sudah dibangun Sekolah Tinggi Theologi, Pusat rehabisitasi Narkoba/Drugg dan sekolah-sekolah Kristen gratis/free yang justru dibangun diatas tanah waqaf, akibat minimnya perhatian para tokoh umat Islam dan sangat minus-nya ilmu umat Islam setempat.
3. Kabupaten Mesuji, diwilayah ini kami akan menggelar Training Guru Ngaji, minimal untuk wilayah kecamatan Simpang Pematang. Karena selama ini mereka guru ngaji adalah garda depan pertahanan umat Islam, namun selama ini juga tidak ada perhatian apalagi membina ilmu dan wawasan mereka.
4. Kami mendapati, di pasar simpang pematang, warga Kristen hanya sedikit bahkan sangat nimim tetapi gereja di dekat masjid utama mengapa sudah dibangun begitu besar dan megah?
5. Kabupaten Tulang Bawang, di Pusat perekonomian Pasar Unit II, sudah berdiri Gereja megah yang ketika tahun 2011 kami melintas di lokasi tersebut, gereja belum berdiri. Hal ini terjadi karena kendornya semangat Islam penduduk pribumi Lampung sehingga dapat digunakan kesempatan kelengahan mereka untuk membangun gereja megah.
6. Di Masjid Islamic Centre Kota Menggala, dari segi bangunan masjid-nya luar biasa megah mampu menampung jamaah sampai 3000 orang, tapi kami mendapati langsung ketika sholat maghrib hanya ada 15 orang. Warga pribumi pun lebih suka duduk-duduk lepak/nongkrong di kios-kios masing-masing, tidak peduli pada masjid-nya.
VI. Gunung Tengger, Lumajang Jatim
Atas saran Ibu Dian Astuti Paham, untuk mengecek lokasi Musholla muallaf yang di bakar massa di Tepus Kandangan, Lumajang Jawa Timur. Maka kami mengutus rekan Dakwah kami Sdr. Didin Pratanto, yang menjadi mitra sejak Juli 2007, hasil cek lokasi dapat kami laporkan sebagai berikut;
1. Bahwa pembakaran Musholla di Tepus Kandangan itu bukan musholla para muallaf, karena tidak seorang pun muallaf ada didalamnya. Yang dating hanya seorang hindu yang tertarik ke Islam tapi belum bersyahadat.
2. Warga Muslim disekitar Musholla jadi marah kepada jamaah yang membuat musholla, karena mereka melakukan penebanganliar di hutan suaka cagar alam sampai 75 hektar, jadi bukan karena warga tidak terima pada pembangunan Musholla tersebut namun sebenarnya akibat prilaku warga yang “Maaf” kurang terpuji, tidak akur dengan warga masyarakat sekitar.
3. Para warga yang menebang hutan cagar alam itu, di usir tidak mau pergi dinasehati pun tidak peduli dan menjadikan musholla sebagai sarana berlindung.
4. Didapati adanya ajaran-ajaran aneh yang dilakukan oleh seseorang yang disebut Gus, sehingga warga masyarakat disekitarnya tidak terima saudara-saudaranya diberi ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam
5. Kasus ini cenderung dibesar-besarkan oleh para penagum “kebebasan hak asasi manusia dan islam liberal” sebagai kesempatan untuk mencari simpati dan menunjukkan seolah-olah betapa mereka di dzalimi padahal sebenarnya mereka warga yang sangat dzalim; sudah merusak dan merobohkan pohon-pohon hutan yang usianya sudah lebih dari 100 tahun sebagai hutan cagar alam seluas 75 hektar.
6. Ketika kami akan turun ke lokasi, justru disarankan untuk untuk ditunda dahulu karena banyaknya beradu kepentingan di lokasi pembakaran musholla illegal tersebut. Warga jamaah-nya pun perilaku nya aneh, tidak mau mengiktui ajaran Islam yang benar dan isu ini lebih banyak di ekspolit membela sekelompok orang yang mengajarkan Islam namun menyesatkan, tetapi “harus dibela” kata mereka demi kebebasan hak asasi manusia.
7. Atas saran Sdr. Didin dan rekan-rekan Da’I di Senduro Lumajang, yang sudah memantau ke lokasi, maka kami menunggu perkembangan selanjutnya. Bukan kami tidak mau turun tangan membantu umat Islam yang menderita, namun kami tidak mau dijadikan komoditi isu oleh para pengusung “kekebasan hak asasi manusia, yang didalamnya bebas berbuat sesat dan merusak Islam”
VII. Magelang
1. Bekas lahan yang terkena erupsi Gunung Merapi, 1 dusun 1 gereja dengan 1 pendeta menetap diwilayah dimaksud. Kami mendapati;
1.1. Di Surodadi Wonolelo Kecamatan Sawangan, gereja berdiri tepat di depan masjid. Mereka berjuang selama sepuiluh tahun dan berhasil memurtadkan umat Islam dari 70 keluarga, tersisa 14 keluarga yang Muslim.
1.2. Dari 56 Keluarga yang dimurtadkan, kini sudah dikembalikan 30 keluarga. Sisanya masih tetap kukuh dengan identisa barunya sebagai Kristen.
1.3. Pihak gereja sangat tanggap membentengi jemaat barunya yang murtad dari Islam, kami saksikan sendiri, ketika ada apengajian yang akan kami gunakan untuk mencerdaskan mereka yang murtad. Jemaat itu di evakuasi oleh gereja di bawa untuk jalan-jalan sehingga jemaat gereja tersebut memang tidak akan pernah dicerdaskan sehingga “Hidayah Alloh” terhalang masuk kepada mereka akibat kebodohannya.
1.4. Masih dari lokasi Dakwah Pesantren Masyarakat Merapi-Merbabu; Ada yang lebih menyedihkan lagi, bahwa sukses missi Kristen memurtadkan umat Islam sehingga dari 170 keluarga yang tersisa tinggal 15 keluarga, dan yang aktif mau sholat berjamaah di Masjid pun hanya 4 keluarga itupun tidak semua anggota keluarganya mau ikut sholat di masjid.
1.5. Lagi-lagi, kemana suara dana kepedulian para pemimpin umat Islam dan Da’I kaum Muslimin yang selama ini begitu hebat dan dahsyat berceramah di mimbar-mimbar peringatan hari besar Islam?
2. Gunungsari Muntilan, sudah 30% Muslim yang murtad dalam masa 30 tahun. Sayangnya disebrang desa Gunungsari ada sebuah Pesantren besar dan masyhur di Indonesia, namun mengapa hal ini tidak mereka antisipasi sehingga jiran mereka murtad secara perlahan, sampai mereka tidak tahu.
2.1. Kami mendapati 1 rumah tiga agama; Ibu Islam, anak Hindu, Bapak Mertua Katolik, Nenek Kristen.
2.2. Ini hasil perjuangan Van Leed seroang Belanda yang masuk sebagai zending katholik pada tahun 1850-an, semua wilayah muntilan 100% Muslim namun kini Muntilan menjadi basis katohlik terkuat di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
2.3. Yang amat ketara adalah dari pernikahan, sang pemuda/gadis katholik menikah dengan bujang/gadis Islam dengan cara Islam dan mereka pun masuk Islam, namun setelah berjalan 3 atau 4 tahun mereka murtad dank arena tidak kuat hidup berpisah dengan pasangannya yang sudah kembali ke katholik, mereka yang muslim pun akhirnya murtad juga.
2.4. Sangat kuat anggapan bahwa “semua agama sama” inilah racun mujarab yang terus berkembang dan bahkan diminati banyak umat kita.
2.5. Racun ini memang sangat meuntungkan misi pemurtadan, karena akibat pemahaman semua agama sama maka buat apa repot-repot jadi Islam yang harus melaksanakan banyak kewajiban diantaranya sholat 5 waktu.
2.6. Di Gereja cukup 1 kali dalam sepekan, sehingga dianggap amat praktis dan lebih menguntungkan
2.7. Yang juga kami rasakan adalah minimnya Dakwah yang membina mentalitas memperkokoh aqidah, ilmu dan wawasan Islam. Selama ini yang berjalan sekedar mengaji saja tanpa paham apa maksud dan tujuan jadi Islam!
PENDANAAN
Dalam file lampiran pada laporan ini beserta foto-foto kegiatan.
SEKILAS KENDALA/HAMBATAN
1. Bahwa selama kami bergerak untuk keperluan “belajar dakwah di lapangan” ini, yang kami rasakan tantangan terberat bukan dating dari umat lain baik yang Kristen, katholik, pantekosta, hindu, budha atau kejawen.
2. Sungguh aneh teramat sangat aneh, bagaimana kami justru dipaksa belajar “makin sabar” oleh karena yang meenentang upaya “belajar Dakwah” ini justru dari internal umat Islam sendiri. Dan bagi kami, tidak akan berburuk sangka kepada sesame Muslim meskipun perilakunya yang terkadang bahkan sering menyakitkan dalam menanggapi gerak “belajar Dakwah kami”
3. Selama perjalanan kami “belajar Dakwah”, memang ada upaya penentangan dari umat lain, seperti pengrusakan pondasi Musholla di Pusung Dhuwur Gunung Tengger Lumajang oleh umat Hindu, atau keberatan kami adzan pakai pengeras suara Masjid, namun itu hanya sekitar 5% dari 95% penetangan yang justru dilakukan oleh umat Islam dan yang lebih dahsyat lagi lucu, yang menentang bukan para warganya bahkan yang disebut “Ulama dan pemimpinnya”
4. Sepertinya, umat Islam disana-sini memang sudah terlanjur memakan doktrin hadits lemah/atau mungkin hadits palsu bahwa perpecahan,sebagai bahasa halusnya “perbedaan” diantara umatku adalah rahmat.
5. Sehingga umat Islam lebih suka berbantah dan berselisih sesamenya sendiri daripada membangun pemahaman, kerjasama dan taqwa yang lebih kokoh kuat dalam bimbingan Alloh SWT dan sunah Nabi-Nya SAW.
PENUTUP
Inilah yang dapat kami lakukan selama 3 bulan sejak 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2012. Semoga yang kami kerjakan, dengan dukungan Bapak dan Ibu semua, akan mendapat ampunan, bimbingan, pertolongan dan ridho AlloH Azzawajalla. Kami memohon maaf sedalam-dalamnya jika kerja kami masih jauh dari yang Bapak/Ibu kehendaki, sekuat tenapa sudah kami maksimal kana pa yang kami mampu.
Mari kita mengingat nasehat Imam Ali bin Abi Tholib r.a.; “Kebenaran (Islam) tanpa ditegakkan dengan disiplin maka akan dikalahkan kebathilan (misi pemurtadan) yang bergerak dengan penuh disiplin”.
Dan semoga Alloh SWt menurunkan hidayah untuk kita semua yang Muslim agar lebih bertaqwa, dan kepada yang belum mau menerima Islam sehingga mereka jadi Muslim yang handal.
Kami tetap sangat berharap Bapak dan Ibu serta para Hamba Alloh SWt dimanapun berada agar dapat terus membantu gerak Dakwah ini. Terima kasih atas segala dukungan dan doanya, jazakumulloh ahsanal jazaa.
Temanggung 12 Jumadil Ula 1433/3 April 2012.
Ketua Sekretaris Bendahara
WARIS FAKHRUDDIN SHI MSI. BADRI SHOLEH SE QUTRHUBI ST.
Mengetahui;
Penasehat Forum Peduli Umat Temanggung
1. DRS. H.M. BEHAQI MM 2. DRS. H. HUMAM SABRONI MSI
PENDAHULUAN
Seharusnya umat Islam jika memang dibina mental dan fisiknya dalam kerangka Dakwah yang bersekinambungan dan berkepemimpinan yang kuat maka izzah (martabat) dan harga diri umat Islam akan menjadi kaum yang disegani oleh siapapun dimuka bumi ini. Karena Islam adalah produk Alloh untuk kehidupan bagi seluruh umat manusia.
Namun akibat kelalaian mayoritas kaum Muslimi terhadap tanggungjawab dan kewajiban Dakwah maka disana-sini, yang terjadi umat Islam nyaris “ibarat dalam kondisi bencana alam, jangankan hendak menolong orang lain yang itu keluarga dan kerabatnya, sedangkan untuk menyelamatkan dirinya pun tidak mampu”
Hal itu terjadi sebagai akibat selama ini umat Islam mengabaikan bahkan tidak peduli pada agamanya sendiri, meninggalkan Dakwah dan tidak memeperispkan pemimpin bagi masa depan kaum Muslimin. Oleh karena itu, jalan keluarnya adalah menghidupkan Dakwah sebagai kewajiban bagi setiap muslim yang diberikan kepada umat Islam guna mempertahankan aqidah dan iman Islam pada setiap ruang, waktu dan potensi kaum Muslimin.
LATAR BELAKANG MASALAH
“Sesungguhnya Alloh SWt tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak merubah nasibnya sendiri” begitulah firman Alloh dalam QS Al-Ra’d ayat 11. Dalam makna yang tersirat, kaum dimaksud bukan hanya umat Islam, Alloh mempersilahkan meskipun kaum kafir namun punya tekad, usaha dan kegigihan untuk merubah kondisi kehidupan mereka, maka terbukti Alloh penuhi janji-Nya.
Umat Islam yang selama ini hanya sibuk dengan egois masing-masing baik secara individu, organisasi, partai, kelompok, golongan atau bahkan Negara dalam skala dunia pun dapat kita lihat secara kasat mata bahwa ternyata kondisi umat Islam masih saja selalu dibawah orang kafir. Kita sekarang merasakan betapa ketergantungan umat Islam terhadap kehidupan orang kafir,sehingga teknologi, jasa dan nyaris setiap sisi kehidupan umat Islam tidak akan pernah mampu melepaskan diri dari pengaruh, kekuasaan dan dominasi orang kafir.
Seharusnya kita teramat sangat malu dihadapanAlloh dan Rasul-Nya, betapa kondisi ini terus berjalan dan bahkan tidak tahu kapan akan berakhir, karena masing-masing kepentingan dan egois masing begitu kokoh berjalan dalam diri, masyarakat dan Negara-negara dimana umat Islam berada, namun sayangnya bukan untuk memperbaharui nasib dan mempersatukan kepemimpinan kaum Muslimin.
Dimulai dari sudut pandang yang sederhana dan konsep kerja yang praktis, kami mengimpikan agar jalinan silaturahmi antara pribadi, organisasi dan para pemimpin umat Islam dapat kembali dibangun yang akhirnya dengan “Dakwah bil manhaaji Rasul SAW”, mari kita bergerak untuk bersaudara dan bersatu secara keteladanan nyata dan mulia agar umat Islam jangan lagi menderita dan mengulang-ulang kekeliruan yang sama terus menerus dari tahun ke tahun. Bukankah Imam Ali bin Abi Tholib r.a. berfatwa; “seorang Mu’min tidak akan terperosok dua kali dilubang yang sama”.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Mungkin, kerja ini adalah kerja tidak berkaca pada kemampuan diri namun tekad kami adalah hendak berbuat, berbuat dan berbuat yang bermanfaat merealisasikan Islam Rohmatan Lil-‘Alamin, menyeru kepada seluruh komponen umat Islam kapapnpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun bahwa sebagai Muslim kita punya kewajiban dan tanggungjawab yang sama yaitu melaksanakanperintah Alloh sebagai Khalifah-Nya di bumi ini.
Kami datang ke berbagai lokasi/daerah, bersilaturohim dan berbuat apa yang kami mampu, diantara kegiatan yang sudah berjalan sejak Januari s.d Mart 2012 ini adalah sebagai berikut;
I. Kalimantan Barat, 28 Januari s/d 3 Februari 2012. Selama di Kalimantan Barat, kami hendak menjangkau ke Kabupateb Putusibau namnun waktyu tidak mencukupi sehingga kami hanya ke Pontianak dan Sanggau. Yang kami mempersiapkan adalah untuk Training Da’I wilayah Kabuapten Sambas, Pontianak dan SAnggau. Pelaksanaan training ditargetkan tanggal 15-25 April 2012 bekerja sama dengan komponen umat Islam; NU, Muhammadiyah, Ikadi, DDII dan Hidayatulloh. Hasil pengamatan yang kami lakukan sebagai berikut;
1. Pontianak
1.1 Keberhasilan politik dari Cornelis SH MM, sebagai Gubernur Kalimantan Barat sekaligus juga pemimpin Dayak Kristen adalah kini Gereja bertaburan tidak hanya di kota Pontianak tetapi juga nyaris disepanjang jalan lintas Pontianak-Sanggau, yang ada hanya pemandangan gereja berdiri di hampir setiap sudut kampung.
1.2 Tidak cukup hanya gereja berjejer disana-sini, tapi adzan masjid dan surau pun oleh dayak dan cina Kristen dilarang menggunakan speaker pengeras suara masjid, dengan alas an mengganggu ketenangan antar umat beragama, sungguh suatu hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya bahkan ketika penjajahan Belanda dan Jepang sekalipun
1.3 Dayak Kristen menunjukkan aksi memancing-mancing permusuhan dengan Muslim, sehingga jika dahulu Melayu disebut abang, dan dayak di sebut adik maka mulai 2008 sejak Cornelis yang dayak Kristen menjadi gubernur apalagi kini, suku dayak sudah sangat banyak berubah sikap; mereka memandang bahwa melayu/Islam sebagai lawan, dan dayak/Kristen bergandeng tangan kokoh bekerjasama dengan cina kafir. Padahal sikap itu sangat tidak tampak sebelumnya.
1.4 Kini Dayak ada wacana “memerdekakan diri” dari Indoesia, mereka mengatakan bahwa jika di Aceh diberlaklukan syari’at Islam maka di wilayah Dayak jika harus berlaku hukum adat, yaitu hukum menurut adat istiadat Dayak; contohnya, tidak mau ada aturan-aturan yang bagi mereka mempersulit langkah (tidak mau memiliki pajak kendaraan, tidak mau memiliki driving licence/surat ijin mengemudi, tidak mau bayar pajak) dan sebagainya.
1.5 Wacana seperti ini sudah biasa dibicarakan di masyarakat Dayak, namun sikap pemerintah Indonesia sepertinya kurang memperhatikan bahaya ini. Sangat Lain jika yang bicara adalah rakyat Indonesia yang Muslim, sedikit saja muncul isu sparatisme terhadap Negara Kesatuan republic Indonesia maka seluruh kekuatan (intelijen, militer, kepolisian dan aparat Negara terkait) dikerahkan untuk menumpasnya, tetapi jika itu terjadi di daerah Kristen seperti yang kasat mata terjadi di Papua maka seolah-olah itu dianggap sunyi saja!
1.6 Pemikiran pemisahan dari Negara Indonesia, jelas bukanlah sikap dan murni dari suku Dayak. Hal ini sangat kuat pengaruhnya dengan kepentingan para missionaris kristen atau katholik sebagaimana yang selama ini nyata-nyata terjadi di Poso Sulawesi Tengah dan di Papua. Mereka berani tampil dengan sikap demikian karena melihat umat Islam Indonesia lemah, tidak memiliki kekompakan pemimpin dan tidak bersatu, sehingga peluang ini benar-benar menjadi pendorong keberanian mereka.
1.7 Anehnya, umat Islam masih juga tak mau menyadari kekeliruan ini, bahkan cenderung lebih egois lagi
1.8 Umat Islam tetap saja bercerai berai, masjid sudah dibangun dengan biaya hamper 50 milyar akan dirobohkan dengan alas an akan dibangun kembali dengan anggaran Rp. 70M. Padahal hanya sekedar kepentingan egois pribadi yang akan menjadi calon gubernur kalbar 2012-2017.
1.9 Betapa parahnya perpecahan umat Islam, sehingga sopir taxi pun bicara; “jika nanti pemilihan gubernur 2012, umat Islam menampilkan satu calon saja menghadapi calon kuat Cornelis/Gubernur Kalimantan barat pada masa ini, maka itu pun sudah berat akan dapat memenangkan calon yang Islam, karena pihak Dayak-Cina sudah bekerja keras selama 5 tahun lalu. Apalagi umat Islam tetap tak mau kompak sehingga punya 3 calon Gubernur, maka Cornelis tak perlu kerja keras, sambil tidur pun Cornelis akan memang. Karena perpecahan internal umat Islam sendiri.
2. Sanggau;
2.1. Perpecahan internal umat Islam, hal ini secara kasat mata dapat dilihat dari perolehan suaran dalam pemulihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Sanggau, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat 2 kursi, partai kebangkitan bangsa (PKB) mendapat 2 kursi dan Partai amanat nasional (PAN) mendapat 3 kursi.
2.2. Semestinya mereka yang berlatar-belakang pemilihnya adalah umat Islam harus kompak dan bersatu membentuk satu fraksi dan jelas itu sudah sangat memenuhi syarat terbentuknya satu fraksi gabungan ketiga partai tersebut demi persatuan dan perlindungan atas umat Islam , namun yang terjadi mereka justru terpecah-pecah mengekor di fraksi lain. Sehingga otomatis umat Islam tidak memliki pembela di parlemen.
2.3. Keuskupan Sanggau, sebagai Kabupaten yang penduduknya hanya kurang lebih 2 juta jiwa, Kabupaten Sanggau memiliki keuskupan sendiri yang terpisah dengan Keuskupan Pontianak, dan keuskupan Ketapang. Hal ini menunjukkan sangat seriusnya mereka bekerja untuk kejayaan misi Kristen, karena di Jawa Tengah, kota sebesar Semarang yang sangat padat penduduknya ditambah dengan propinsi Yogyakarta yang kedua-duanya berpenduduk 15 juta jiwa tetapi masih berada dalam satu keuskupan yang membawahi Semarang dan Yogyakarta.
2.4. Biara dan komplek sekolah katholik Sanggau. Diwilayah kota Sanggau juga memliki biara katholik sendiri, dsisamping sekolahnya yang memiliki komplek luas, bersih,krapi dan indah.
2.5. Peran gereja sangat dominan mengendalikan para PNS katholik yang ada di pemerintahan Kabupaten Sanggau, hal ini saya dengar sendiri ketika dalam perjalanan pulang di taksi 3 penumpang adalah pegawai negeri kabupoaten Sanggau yang semua katholik, dan hanya saya yang Muslim. Mereka tampak begitu serius bicara soal misi kedepan agama mereka.
2.6. Ayam mengeram di masjid. Yang sangat kontras adalah mental umat Islam ditengah himpitan dahsyatnya misi Kristen, masjidnya banyak yang tidak berfungi dengan wajar. Yang sangat ironi adalah saya mendapati seekor ayam mengeram telurnya di sudut masjid. Lantai masjid pun banyak kotoran/najis ayam. Ini membuktikan betapa umat Islam tidak peduli dengan masjid-nya.
3. Hidayatulloh
3.1. Ustadz Abdul Syukur perintis, Mohon maaf benar-benar maaf, meskipun beliau kaki kanannya pincang mata kiri-nya buta tetapi dengan kegigihan dan ketegarannya, berdirilah Pondok Pesantren Hidayatulloh di Sanggau.
3.2. Memang beliau Cacat fisiknya, namun tidak demikian dengan akhlaq dan mental perjuangannya! Bahkan kita yang sempurna fisik-nya harus banyak belajar kepada Ustadz Abdul Syukur, bagaimana dalam kondisi yang serba terbatas namun justru gemilang dilahan perjuangan Dakwah yang tidak mudah dan asing baginya yang berasal dari Sulawesi Selatan.
3.3. Hidayatulloh sebagai rujukan untuk menyelamatkan aqidah umat Islam. Anak-anak yang ditinggalkan oleh orangtuanya (AYAH ATAU Ibundanya) murtad maka dari pihak kakek masih bersikukuh mempertahankan aqidah Islam, jalannya adalah anak diamanah-asuhkan kepada Pondok Pesantren Hidayatulloh. Sikap pendirian keras ini sangat berbeda dengan di Temanggung dan sekitarnya, yang dalam satu keluarga ada yang Islam, Kristen dan Budha .
3.4. Alhamdulillah Hidayatulloh mampu menjadi perekat masyarakat walau banyak perbedaan namun Hidayatulloh mampu membawa diri berjabat erat, bekerjasama dan terus membangun umat tanpa kehilangan jatidirinya.
II. Temanggung
1. Pelayanan Kesehatan Gratis, untuk keluarga fakir miskin pada 23 Februari 2012 di Mentoroto Kecamatan Candiroto. Alhamdulillah dapat memberikan bantuan pelayanan cek Gula darah, kolesterol dan asam urat kepada 120 orang secara gratis. Hal ini sangat perlu dilaksanakan guna mengantisipasi agar jangan terulang lagi kasus 18 orang murtad di Gunungwuluh akibat misi “jasa baik dan tebar pesona” Gereja Bethel Indonesia.
2. Pendistribusian 120 Alqur’an waqaf, 50 eks edisi Alqur’an terjemah perkata karya DR. Ahmad Hatta MA dan 50 eks Alqur’an terjemah&tajwid edisi besar dan 20 eks ukuran kecil dalam edisi yang sama.
2.1. Waqaf dari Bapak Yassir Usman di Jakarta melalui Ibu Marfuah, yang asalnya Kandangan Temanggung dan kini menetap di Tangerang. 90 eks diberikan khusus kepada para Guru yang setiap hari mengajar Alqur’an, 30 eks untuk para murid tahfidz Alqur’an dan yang juga setiap hari disekolahnya wajib tilawah Alqur’an di Temanggung, Lampung dan Riau dan Lumajang Jatim.
2.2. Kami perlu mengirim ke daerah lain, agar rekan-rekan kami para Da’I dan Guru Ngaji juga mendapat perhatian dan dibantu pengadaan sarana dalam mereka menunaikan tugas mendidik umat cerdas Alqur’an.
3. Pengkaderan calon da’I, 1-10 Januari 2012. Diikuti oleh 15 anak remaja, yang akhirnya hanya tersisa 10 anak.
3.1. Kami perlu mempersiapkan calon da’I bagi masa depan umat Islam, kami harus menerima realita bahwa tidak mudah mendidik remaja Islam, apalagi dari berbagai latar belakang kehidupan berbeda, untuk dididik paham dan mau melaksanakan tugas Dakwah.
3.2. Kami bekerja sama dengan Pesantren Dakwah Krincing Magelang untuk melaksanakan program ini.
3.3. Betapapun sedikitnya remaja yang mauu dididik menjadi da’I, jsutru yang kami piker jika tidak dilaksanakan pengdaeran Da’I maka dimasa mendatang siapa yang mau dan bersedia menjadi da’I bagi Islam ini.
4. Training satu hari untuk para Guru Ngaji Lereng Gunung Sumbing,
4.1. dilaksanakan pada 5 Februari 2012, diikuti oleh 50 orang Guru Ngajji dan Takmir Masjid se kecamatan Tlgomulyo,s ebagai upaya memperbaharui cara berpikir dan kerja Dakwah umat kita.
4.2. Forum Peduli Umat menyediakan dana Rp. 1 juta dari keperluan Rp. 1,5 juta. Permasalahan klasik yang kami hadapi adalah selalu saja berkisar soal khilafiah yang akibatnya umat lemah dan tidak punya isnisiatif untuk mentas dari permasalahan miskin ilmu, lemah iman dan tidak punya keberanian untuk gerak Dakwah yang lebih signifikan.
4.3. Umat kita hanya berputar-putar atau jalan ditempat, sudah merasa bangga dan cukup dengan apa adanya, tidak pernah punya cita-cita untuk menjadi “Umat Terbaik” sebagaimana dambaan Rasulullah SAW, dan sebagaimana disebut dalam QS Ali-imron ayat 110. Sungguh kami amat resah dengan lemahnya semangat Dakwah umat Islam.
4.4. Kami menghendaki untuk perbaikan kualitas berpikir, wawasan dan cara kerja umat Islam terutama dikalangan trakmir masjid, para Guru Ngaji, Imam dan Khotib yang menjadi garda depan benteng pertahanan umat Islam. Namun yang kami rasakan justru mereka sangat mencurigai apa yang menjadi misi kami agar kaum Muslimin bekerja maksimal dengan potensi masjid dan kekayaan umat-nya, ibarat Raksana sedang tertidur pulas…mengapa begitu susahnya kami membangunkan tidur panjang sang raksana itu. Kami sangat sedih menyaksikan kondisi umat yang seperti ini!
4.5. Seharusnya dalam training ini yang hadir 150 orang namun kami harus mengauki fakta dilapangan bahwa ternyata umat Islam lebih mudah berburuk sangka kepada sesame Muslim daripada sesame Muslim lebih waspada terhadap gerakan “pemurtadan dan pengikisan mental perjuangan Dakwah pada diri umat Islam sendiri”
4.6. Alhamdulillah FPu mendistribusikan 100 eks. Mushaf Alqur’an, 100 eks IQRO dan 200 eks buku bimbingan pengajaran untuk para Guru Ngaji, sebagai dukungan kepada perjuangan mereka mengajarkan agama Islam kepada masyarakat di wilayah pegunungan Sumbing.
5. Kasus bagi-bagi permen gratis oleh Gereja Bethel Indonesia.
Bapak Mujiyanto, relawan FPU pada 7 Februari 2012 di pasar hewan Ngadirejo Temanggung, mendapat bagian 1 buah permen/candi/gula-gula yang dalam bungkusnya terdapat pesan-pesan gereja/bible, yang membagi-bagikan adalah jemaat gereja bethel Indonesia (GBI) Shekinah Temanggung. Ternyata pembagian permen ini juga di sekolah Islam; SMP Al-Iman Parakan, SMP Islam Ngadirejo, Play Group Fi Ahasani Taqwim yang lokasinya hanya 50 meter dari Gereja Bethel Shekinah, di kelurahan Kertosari justru yang membagi-bagikan adalah Lurahnya langsung. Juga dibagi-bagikan di komplek Masjid Agung Darussalam komplek alun-alun Temanggung. Opini masyarakat menerima hal ini menjadi:
5.1. Masyarakat yang masih sangat awam tidak paham tujuan dibalik bagi-bagi permen itu bahkan mereka mengganggap tindakan gereja adalah terpuji.
5.2. Umat Islam pun tidak paham, sehingga ada yang bersikukuh dibawa ke laboratorium untuk diuji kehalalan permen tersebut
5.3. Tidak satupun umat Islam berani melaporkan kepada BUpati, Majelis Ulama Indonesia, dan Kementerian Agama.
5.4. Umat Islam hanya bungkam, pasif bahkan tidak berani beriunisiatif.
5.5. Kami menyaksikan hal tersebut sudah berteriak-teriak agar Paik Muji hari itu juga 7 Februari 2012 melaporkan ke Bupati dan Kementerian Agama, namun sampai kami tanyakan pada 25 Februari, ternyata tidak satupun yang berani melaporkan pelanggaran Gereje Bethel Shekinah tersebut.
5.6. FPU sudah mengirim surat protes sejak 26 Februari 2012, surat protes juga dikirim kepada para tokoh/pemimpin umat islam dan organisasi Islam, namun sehingga kini belum ada tanggapan yang patut dibanggakan, sehingga terkesan, pemimpin umat Islam pun tidak peduli pada bahaya dan ancaman kehancuran aqidah umat-nya.
5.7. Sambil menanti cemas-cemas harap, kami terus sabar menunggu apa sebenarnya yang terjadi pada pribadi para pemimpin umat Islam baik yangj di jalur pemerintahan atau yang di organisasi Islam. Mengapa mereka pasif dan seolah-olah tidak ada apapun bahaya terjadi?
5.8. Kami jadi ingat bagaimana pihak Gereja Bethel “Shekinah” akan membuat Vanetine Day party bagi remaja yang sms-nya beredar sebelum hariu pelaksanaan pada Februari 2011, namun terjadi kerusuhan “fitnah kepada umat Islam” pada 8 Februari 2011.
5.9. Sayangnya, pasca kerusuhan yang begitu menyakitkan hati umat Islam; dipihak kaum Muslimin baik pemimpinnya atau warganya tampak sama-sama “terkesan santai, tenang dan seolah-olah tidak ada apapun bahaya aqidah” yang akan mengancam umat Islam.
5.10. Sementara dipihak gereja, baik gereja katholik, Kristen, pantekosta atau gereja bethel mereka semakin indah dan megah membangun diri usai “sandiriwara sebagai korban kerusuhan 8 Februari 2011” padahal sebenarnya kami-umat Islam lah yang jadi korban.
5.11. JIka tidak yakin atas tulisan ini, silahkan dating sendiri dan dilihat kondisinya di Temanggung, agar kami tidaka perlu banyak menjelaskan.
6. Pengecoran lantai II, bangunan calon Taman Pendidikan Alqur’an di Depok Tlogowungu Kaloran yang dikepung 1 rumah tokoh Budha, 3 vihara Budha dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Budha Negeri, yang sudah memiliki lahan 8 hektar dan sebagai pusat pendidikan tingkat nasional di Indonesia.
6.1. Setelah lantai I selesai, dan dilaksanakan pekerjaan pengecoran lantai II maka tidak ada pilihan lain bahwa kami harus terus bergerak untuk upaya mewujudkan masjid impian sebagai pusat Dakwah dan pembinaan umat kita.
6.2. Kami nekad berhutang material sejumlah Rp. 30 juta untuk segera dirampungkan pembangunan masjid yang juga gedung Taman Pendidikan Alqur’an.
6.3. Kami menunggu lantai II benar-benar sudah kering, kemudian akan dibongkar kayu-bambu dan papan cor-coran untuk selanjutnya akan kami kerjakan yang lantai II keatas, mengingat lokasi tanah di Depok untuk perluasan masjid sudah tidak mungkin lagi, maka jalan keluarnya adalah tingkat ke atas.
6.4. Kondisi misi gereja sudah begitu mencengkram sehingga umat Islam pun merasa aman dan tenang-tenang saja memasukkan anaknya sekolah di taman Kanak-Kanak mislik Gereja, padahal jelas jelas banyak kegiatan yang diberikan kepada anak atau orang-tua anak, sebagai “praktek gereja” mengalihkan perhatian dari Islam kepada system gereja/Kristen.
III. Gunungkidul DIY. 12 Feruari 2012 dan 27-29 Maret 2012.
1. Imunisasi aqidah bersama Ustadz Insan Mokoginta, eks.katholik&ahli bible. Yang disampaikan adalah bahwa Hanya Islam-lah yang benar dan diterima Alloh SWT, salah besar jika mengatakan semua agama sama dan persoalan toleransi beragama.
1.1. Kerja keras ini Alhamdulillah mendapat respon positif dan tidak menimbulkan persoalan kerukunan internal umat Islam dan eksternal umat beragama, walau pun ada sedikit reaksi ketakutan dikalangan para “tokoh muslim yang dangkal iman dan ilmu serta ruh perjuangannya mereka sudah terlanjur ditokohkan namun sebenarnya masih harus banyak belajar memperdalam Islam.
1.2. Disinilah letaknya pekerjaan ekstra yang harus terus kami laksanakan bukan sekedar membekali ilmu dan wawasan kepada umat Islam namun juga harus juga membekali para tokohnya, yang merekapun sudah merasa gengsi didudukan untuk kembali belajar, padahal mestinya mereka sadar akan kelemahan diri
1.3. Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Februari 2012 jam 2 siang s.d 10 malam di masjid Almuhajirin Teken, Girisubo Gunungkidul DIY.
1.4. Dilanjutkan pada 27 Maret 2012 di Karangngawen
1.5. Pada 28 Maret 2012 di Pringapus, Tepus
1.6. Pada 29 Maret 2012 ke Goa BUnda Maria di Tritis dan di Masjid ALmuttaqin, Kelor yang letaknya bersebrangan dengan Paroki dan Gereja serta Rumah Sakit Katholik “panti Rapih”.
1.7. Dimanapun dilaksanakan, ternyata perhatian Umat Islam sangat antiusias, mereka amat serius mengikuti kajian sampai selesai. Namun yang bereaksi kurang positif justru dari sebagian tokoh umat Islam yang sudah tercemar pemikiran “demi Hak Asasi manusia, Toleransi beragama dan kerukunan umat beragama”. Hal ini aneh tapi nyata-nyata terjadi ditengah umat kita!
1.8. Alhamdulillah kami bagi-bagikan bantuan bahan makanan 100 bungkus untuk umat kita yang memerlukan, sumbangan dari seorang Hamba Alloh.
2. Menangani Kasus seragam dengan jilbab di SD negeri yang ditentang oleh kepala sekolahnya yang Kristen.
2.1. Alhamdulillah kami patahkan argument si kepala sekolah Kristen itu, bukan dengan dalil Alqur’an atau peraturan pemerintahm tetapi dengan ayat bible yang ternyata umat Kristen sesungguhnya wajihb berjilbab dan justru ajaran berjilbab inilah yang ditentang oleh Kristen.
2.2. Si Kepala sekolah tidak dapat berkutik! Disamping melanggar HAM, UUD dan peraturan pemerintah, ternyata mereka selama ini sudah melanggar ajaran bible-nya sendiri.
2.3. Kami mebagi-bagikan 200 buah jilbab GRTATIS sumbangan seorang hamba Alloh untuk seluruh pelajar Muslimah agar mereka benar-benar mampu beridentitas sebagai Muslimah, berpakaian pun MUslimah dengan jilbab-nya.
3. Kasus anak-anak diajak makan sate anjing;
3.1. Anak-anak Islam khususnya pemuda dan remaja, diajak oleh mahasiswa yang bertugas Kuliah Kerja Nyata dari Sekolah Tinggi Theologi di Semarang, untuk melaksanakan program kegiatan mereka selama KKN.
3.2. Salah satunya adalah dengan cara mengajak berolah raga dan bermain music. Setelah lelah kemudian disajikan minuman ternyata minuman keras/khomer.
3.3. Karena namanya pemuda dan remaja ingin merasa diri diebut hebat, mereka lalai dan minumlah arak/khomer sampai mabuk.
3.4. Dalam kondisi mabuk, disuguh makanan daging, ternyata sate daging anjing
3.5. Yang lebih parah dan sangat menyakitkan bukan kiprah mahasiswa Sekoleh Tinggi Theologi memperlakukan pemudan dan remaja Muslim sedemikian kejinya, namun justru reaksi umat Islam dan para tokoh-nya yang tidak beraksi bahkan diam dan tenang-tenang saja seolah-oleh tidak ada apapun terjadi.
IV. Kutai Barat Kaltim, 1 s.d 5 Maret 2012
1. Long iram, kami sangat berbagahian dapat bersilaturahmi kepada Ustadz Ahmad yang sejak tahun 2002 sanggap menghadapi rintangan, ujian dan tantangan berat, hijrah dari Pemalang Jawa Tengah untuk menetap di Long Iram, sebuah daerah sebrang sungai, yang dihuni oleh suku Kutai, Bugis, Dayak (Alhamdulillah banyak yang sudah Muslim), Jawa dan Banjar. Beliau diambil menantu oleh Bapak Imam (asal Biltar Selatan Jawa Timur) yang menetap di Long Iram ketika masih hutan belantara sejak tahun 1965. Ustadz Ahmad diberi tugas memimpin sebuah masjid dan pesantren masyarakat.
2. Linggang Bigung, Kami juga harus memenuhi undangan umat Islam di pemukiman dayak yang Muslim. Kami menyaksikan semangat saudara-saudara Muslim, meskipun mhari mereka masih aktif mengaji walau dengan media seadanya.
3. Sebrang Melak; Yang bertugas memenuhi undangan masyarakat Islam diwilayah ini adalah Ustadz Umar Taqwim. Perjalanan ditempuh 2 jam dengan speed boat dilanjutkan naik mobil hamper 2 jam. Yang membuat kami tergugah adalah betapa umat kita sebenarnya sangat mengharap kehadiran para Da’i. Sehingga ketika terjadi kekosongan person Da’I maka jemaat Ahmadiyah masuk dan buktinya mereka kini berkembang.
4. Pertambangan Batubara. Kami (Ustadz Umar Taqwim, waris dan Heri Prasetyo) diminta untuk member ceramah dan khotib jum’at di Pertambangan batubara.
5. Sekolah calon pemimpin oleh gereja.
5.1. Hal ini adalah laporan dari Bapak Suyanto, da’I kita yang tinggal disebelah gereja diwilayah Sumber Sari, sekolaq darat. Upaya ini tidak boleh dianggap remeh oleh umat Islam baik di Kutai barat atau ditingkat regional Kalimantan Timur bahkan Nasional Indonesia.
5.2. Ternyata di daerah terpencil seperti Kutai Barat ini, pihak gereja secara khusus menghimpun anak-anak berpotensi.
5.3. Mereka diberi makan-minuman bergizi, diberi ketrampilan dan kepemimpinan khusus, di check kesehatan mental dan fisiknya setiap 2 pekan.
5.4. Hasilnya dari anak-anak yang biasa-biasa saja, maka dalam waktu hanya 6-12 bulan maka anak-anak yang dibina gereja dalam sekolah calon pemimpin ini, prestasinya naik rata-rata menjadi unggulan rangking 1-5 besar.
5.5. Bahkan dibawah rangking 5 sudah dianggap “dipintu kegagalan”.
5.6. Yang turun tangan melaksanakan tugas ini adalah dari aktifis gereja yang dating lansung dari Jakarta dan Balikpapan.
6. Long Pahangai, penuturan Bapak Charles Ahmad, Da’I Hidayatulloh yang bertugas di lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
6.1. Untuk menjangkau ke daerah ini harus naik kapal sungai 1 hari 1 malam ke Long Bagun. DIlanjutkan dengan naik speed boat yang harus melewati tebing, batu dan karang membahayakan nyawa selama 1 hari. Transit di satu tempat untuk melanjutkan lagi perjalanan sampai 6 jam, juga dengan menghadapi medan yang harus berani “mempertaruhkan nyawa”.
6.2. Di tempat yang seperti ini ternyata misi gereja sudah punya fasilitas dan Pendeta yang handal. Mereka layani dengan ramah dan penuh pesona bagi semua tamu yang dating baik sesame Kristen atau Muslim
6.3. Berbeda dengan Da’I dari umat Islam, yang dipelas begitu saja sehingga 1 bulan d rumah membina umat kemudian 2 bulan masuk hutan mencari penghasilan untuk meneruskan kehidupan.
6.4. Umat Islam yang rata-rata suku Dayak, karena memang sangat awam maka siapapun Da’I yang dating akan disambut. Bahkan seandai-nya yang dating ahmadiyah dan aliran sesat pun akan mereka ikuti, akibat tidak adanya Da’I yang menetap dilokasi tersebut.
V. Lampung Timur. 14-17 Maret 2012.
1. Sesudah kami mendirikan Taman Kanak-Kanak dan Madrasah Ibtidaiyah (Primary School) maka kami merasakan teramat sangat pentingnya Mendirikan Pesantren Tahfidz Alqur’an sebagai upaya mempersatukan umat Islam yang bercerai-berai oleh kepentingan politik, egoism pribadi dan golongan yang akhirnya umat Islam benar-benar sudah kurang tanggap atau bahkan tidak peduli kepapda nasib agama-nya.
2. Diwilayah Jalur lintas timur wilayah Lampung adalah pusat pengembangan misi Kristen di Pasir Sakti sudah dibangun Sekolah Tinggi Theologi, Pusat rehabisitasi Narkoba/Drugg dan sekolah-sekolah Kristen gratis/free yang justru dibangun diatas tanah waqaf, akibat minimnya perhatian para tokoh umat Islam dan sangat minus-nya ilmu umat Islam setempat.
3. Kabupaten Mesuji, diwilayah ini kami akan menggelar Training Guru Ngaji, minimal untuk wilayah kecamatan Simpang Pematang. Karena selama ini mereka guru ngaji adalah garda depan pertahanan umat Islam, namun selama ini juga tidak ada perhatian apalagi membina ilmu dan wawasan mereka.
4. Kami mendapati, di pasar simpang pematang, warga Kristen hanya sedikit bahkan sangat nimim tetapi gereja di dekat masjid utama mengapa sudah dibangun begitu besar dan megah?
5. Kabupaten Tulang Bawang, di Pusat perekonomian Pasar Unit II, sudah berdiri Gereja megah yang ketika tahun 2011 kami melintas di lokasi tersebut, gereja belum berdiri. Hal ini terjadi karena kendornya semangat Islam penduduk pribumi Lampung sehingga dapat digunakan kesempatan kelengahan mereka untuk membangun gereja megah.
6. Di Masjid Islamic Centre Kota Menggala, dari segi bangunan masjid-nya luar biasa megah mampu menampung jamaah sampai 3000 orang, tapi kami mendapati langsung ketika sholat maghrib hanya ada 15 orang. Warga pribumi pun lebih suka duduk-duduk lepak/nongkrong di kios-kios masing-masing, tidak peduli pada masjid-nya.
VI. Gunung Tengger, Lumajang Jatim
Atas saran Ibu Dian Astuti Paham, untuk mengecek lokasi Musholla muallaf yang di bakar massa di Tepus Kandangan, Lumajang Jawa Timur. Maka kami mengutus rekan Dakwah kami Sdr. Didin Pratanto, yang menjadi mitra sejak Juli 2007, hasil cek lokasi dapat kami laporkan sebagai berikut;
1. Bahwa pembakaran Musholla di Tepus Kandangan itu bukan musholla para muallaf, karena tidak seorang pun muallaf ada didalamnya. Yang dating hanya seorang hindu yang tertarik ke Islam tapi belum bersyahadat.
2. Warga Muslim disekitar Musholla jadi marah kepada jamaah yang membuat musholla, karena mereka melakukan penebanganliar di hutan suaka cagar alam sampai 75 hektar, jadi bukan karena warga tidak terima pada pembangunan Musholla tersebut namun sebenarnya akibat prilaku warga yang “Maaf” kurang terpuji, tidak akur dengan warga masyarakat sekitar.
3. Para warga yang menebang hutan cagar alam itu, di usir tidak mau pergi dinasehati pun tidak peduli dan menjadikan musholla sebagai sarana berlindung.
4. Didapati adanya ajaran-ajaran aneh yang dilakukan oleh seseorang yang disebut Gus, sehingga warga masyarakat disekitarnya tidak terima saudara-saudaranya diberi ajaran yang bertentangan dengan ajaran Islam
5. Kasus ini cenderung dibesar-besarkan oleh para penagum “kebebasan hak asasi manusia dan islam liberal” sebagai kesempatan untuk mencari simpati dan menunjukkan seolah-olah betapa mereka di dzalimi padahal sebenarnya mereka warga yang sangat dzalim; sudah merusak dan merobohkan pohon-pohon hutan yang usianya sudah lebih dari 100 tahun sebagai hutan cagar alam seluas 75 hektar.
6. Ketika kami akan turun ke lokasi, justru disarankan untuk untuk ditunda dahulu karena banyaknya beradu kepentingan di lokasi pembakaran musholla illegal tersebut. Warga jamaah-nya pun perilaku nya aneh, tidak mau mengiktui ajaran Islam yang benar dan isu ini lebih banyak di ekspolit membela sekelompok orang yang mengajarkan Islam namun menyesatkan, tetapi “harus dibela” kata mereka demi kebebasan hak asasi manusia.
7. Atas saran Sdr. Didin dan rekan-rekan Da’I di Senduro Lumajang, yang sudah memantau ke lokasi, maka kami menunggu perkembangan selanjutnya. Bukan kami tidak mau turun tangan membantu umat Islam yang menderita, namun kami tidak mau dijadikan komoditi isu oleh para pengusung “kekebasan hak asasi manusia, yang didalamnya bebas berbuat sesat dan merusak Islam”
VII. Magelang
1. Bekas lahan yang terkena erupsi Gunung Merapi, 1 dusun 1 gereja dengan 1 pendeta menetap diwilayah dimaksud. Kami mendapati;
1.1. Di Surodadi Wonolelo Kecamatan Sawangan, gereja berdiri tepat di depan masjid. Mereka berjuang selama sepuiluh tahun dan berhasil memurtadkan umat Islam dari 70 keluarga, tersisa 14 keluarga yang Muslim.
1.2. Dari 56 Keluarga yang dimurtadkan, kini sudah dikembalikan 30 keluarga. Sisanya masih tetap kukuh dengan identisa barunya sebagai Kristen.
1.3. Pihak gereja sangat tanggap membentengi jemaat barunya yang murtad dari Islam, kami saksikan sendiri, ketika ada apengajian yang akan kami gunakan untuk mencerdaskan mereka yang murtad. Jemaat itu di evakuasi oleh gereja di bawa untuk jalan-jalan sehingga jemaat gereja tersebut memang tidak akan pernah dicerdaskan sehingga “Hidayah Alloh” terhalang masuk kepada mereka akibat kebodohannya.
1.4. Masih dari lokasi Dakwah Pesantren Masyarakat Merapi-Merbabu; Ada yang lebih menyedihkan lagi, bahwa sukses missi Kristen memurtadkan umat Islam sehingga dari 170 keluarga yang tersisa tinggal 15 keluarga, dan yang aktif mau sholat berjamaah di Masjid pun hanya 4 keluarga itupun tidak semua anggota keluarganya mau ikut sholat di masjid.
1.5. Lagi-lagi, kemana suara dana kepedulian para pemimpin umat Islam dan Da’I kaum Muslimin yang selama ini begitu hebat dan dahsyat berceramah di mimbar-mimbar peringatan hari besar Islam?
2. Gunungsari Muntilan, sudah 30% Muslim yang murtad dalam masa 30 tahun. Sayangnya disebrang desa Gunungsari ada sebuah Pesantren besar dan masyhur di Indonesia, namun mengapa hal ini tidak mereka antisipasi sehingga jiran mereka murtad secara perlahan, sampai mereka tidak tahu.
2.1. Kami mendapati 1 rumah tiga agama; Ibu Islam, anak Hindu, Bapak Mertua Katolik, Nenek Kristen.
2.2. Ini hasil perjuangan Van Leed seroang Belanda yang masuk sebagai zending katholik pada tahun 1850-an, semua wilayah muntilan 100% Muslim namun kini Muntilan menjadi basis katohlik terkuat di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
2.3. Yang amat ketara adalah dari pernikahan, sang pemuda/gadis katholik menikah dengan bujang/gadis Islam dengan cara Islam dan mereka pun masuk Islam, namun setelah berjalan 3 atau 4 tahun mereka murtad dank arena tidak kuat hidup berpisah dengan pasangannya yang sudah kembali ke katholik, mereka yang muslim pun akhirnya murtad juga.
2.4. Sangat kuat anggapan bahwa “semua agama sama” inilah racun mujarab yang terus berkembang dan bahkan diminati banyak umat kita.
2.5. Racun ini memang sangat meuntungkan misi pemurtadan, karena akibat pemahaman semua agama sama maka buat apa repot-repot jadi Islam yang harus melaksanakan banyak kewajiban diantaranya sholat 5 waktu.
2.6. Di Gereja cukup 1 kali dalam sepekan, sehingga dianggap amat praktis dan lebih menguntungkan
2.7. Yang juga kami rasakan adalah minimnya Dakwah yang membina mentalitas memperkokoh aqidah, ilmu dan wawasan Islam. Selama ini yang berjalan sekedar mengaji saja tanpa paham apa maksud dan tujuan jadi Islam!
PENDANAAN
Dalam file lampiran pada laporan ini beserta foto-foto kegiatan.
SEKILAS KENDALA/HAMBATAN
1. Bahwa selama kami bergerak untuk keperluan “belajar dakwah di lapangan” ini, yang kami rasakan tantangan terberat bukan dating dari umat lain baik yang Kristen, katholik, pantekosta, hindu, budha atau kejawen.
2. Sungguh aneh teramat sangat aneh, bagaimana kami justru dipaksa belajar “makin sabar” oleh karena yang meenentang upaya “belajar Dakwah” ini justru dari internal umat Islam sendiri. Dan bagi kami, tidak akan berburuk sangka kepada sesame Muslim meskipun perilakunya yang terkadang bahkan sering menyakitkan dalam menanggapi gerak “belajar Dakwah kami”
3. Selama perjalanan kami “belajar Dakwah”, memang ada upaya penentangan dari umat lain, seperti pengrusakan pondasi Musholla di Pusung Dhuwur Gunung Tengger Lumajang oleh umat Hindu, atau keberatan kami adzan pakai pengeras suara Masjid, namun itu hanya sekitar 5% dari 95% penetangan yang justru dilakukan oleh umat Islam dan yang lebih dahsyat lagi lucu, yang menentang bukan para warganya bahkan yang disebut “Ulama dan pemimpinnya”
4. Sepertinya, umat Islam disana-sini memang sudah terlanjur memakan doktrin hadits lemah/atau mungkin hadits palsu bahwa perpecahan,sebagai bahasa halusnya “perbedaan” diantara umatku adalah rahmat.
5. Sehingga umat Islam lebih suka berbantah dan berselisih sesamenya sendiri daripada membangun pemahaman, kerjasama dan taqwa yang lebih kokoh kuat dalam bimbingan Alloh SWT dan sunah Nabi-Nya SAW.
PENUTUP
Inilah yang dapat kami lakukan selama 3 bulan sejak 1 Januari sampai dengan 31 Maret 2012. Semoga yang kami kerjakan, dengan dukungan Bapak dan Ibu semua, akan mendapat ampunan, bimbingan, pertolongan dan ridho AlloH Azzawajalla. Kami memohon maaf sedalam-dalamnya jika kerja kami masih jauh dari yang Bapak/Ibu kehendaki, sekuat tenapa sudah kami maksimal kana pa yang kami mampu.
Mari kita mengingat nasehat Imam Ali bin Abi Tholib r.a.; “Kebenaran (Islam) tanpa ditegakkan dengan disiplin maka akan dikalahkan kebathilan (misi pemurtadan) yang bergerak dengan penuh disiplin”.
Dan semoga Alloh SWt menurunkan hidayah untuk kita semua yang Muslim agar lebih bertaqwa, dan kepada yang belum mau menerima Islam sehingga mereka jadi Muslim yang handal.
Kami tetap sangat berharap Bapak dan Ibu serta para Hamba Alloh SWt dimanapun berada agar dapat terus membantu gerak Dakwah ini. Terima kasih atas segala dukungan dan doanya, jazakumulloh ahsanal jazaa.
Temanggung 12 Jumadil Ula 1433/3 April 2012.
Ketua Sekretaris Bendahara
WARIS FAKHRUDDIN SHI MSI. BADRI SHOLEH SE QUTRHUBI ST.
Mengetahui;
Penasehat Forum Peduli Umat Temanggung
1. DRS. H.M. BEHAQI MM 2. DRS. H. HUMAM SABRONI MSI
0 komentar:
Posting Komentar